Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Amalan Istimewa Pada Hari Jum'at (bagian I)


Di Madinah sebelum Nabi Hijrah telah ada orang yang masuk Islam pada sa'at bai'atul Aqabah pertama dan kedua. Para Shahabat di Madinah (sebelumnya disebut Yasrib) memperhatikan penganut Agama Yahudi dan Nasrani. Dua penganut Agama besar ini (dikenal dengan Ahli Kitab) mempunyai Hari raya setiap pekan untuk berkumpul dan beribadah di dalamnya.

Kaum Yahudi memiliki hari raya disetiap pekan yaitu hari Sabtu dimana mereka beribadah di dalamnya. Kaum Nasrani juga memiliki hari raya di setiap pekan yaitu minggu dan mereka juga mengkhususkan ibadah pada hari tersebut di Gereja. Sehingga menurut riwayat dari Abdurrazaq menjelaskan bahwa para Shahabat Anshar di Madinah sebelum Nabi Hijrah bersepakat bahwa mereka menjadikan hari Jum’at sebagai hari raya untuk mereka berkumpul pada hari tersebut.

Pada hari itu mereka menyebut Asma Allah, berselawat dan mensyukurinya. Mereka menyepakati tempat berkumpul di rumah As’ad bin Zurarah, lalu As’ad berselawat bersama mereka. Ketika Nabi sudah Hijrah ke Madinah Allah menetapkan Hari Jum’at sebagai Hari Umat islam beridah kepada Tuhannya senbagaimana firman Alah dalam surat Al-Jumu’ah ayat ke-9:

Wahai orang telah beriman, apabila diserukan menunaikan shalat pada Hari Jum'at, maka bersegeralah kalian untuk mengingat Allah dan segera tinggalkan jual beli, demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya.

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kita untuk bersegera menunaikan shalat jum’at dan meninggalkan segala aktifitas yang lainnya yang dapat melalaikan umat islam dari shalat jum’at.

Disamping dari pada itu banyak keterangan dari nabi yang menunjukkan keistimewaan hari jum’at sehingga hari jum’at disebut sebagai Sayyidul Ayyam (Hari terbaik) sebagaimana sabda Nabi melalui Hadits Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui jalur Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda yang maknanya Sebaik-baik hari pada sa’at matahari terbit dihari hari tersebut adalah hari Jum'at. karena dihari itu Nabi Adam diciptakan oleh Allah dan hari itu juga Nabi Adam dimasukkan dalam surga serta ada hari itul juga beliau dikeluarkan dari surga tersebut.

Hadits lainnya yang menjelaskan tentang keistimewaan hari jum’at adalah Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad in Hanbal bahwasanya pada hari jum’at terdapat satu waktu yang paling mustajabah do’a bagi seorang hamba, yang berdoa pada waktu itu akan dikabulkan permintaannya oleh Allah.

Oleh karena itu pada hari dan malam jum’at Rasulullah menyuruh umatnya untuk mempraktekkan amalan istimewa. Adapun amalan yang istimewa pada hari jum’at adalah sebagai berikut:

Banyak berselawat kepada Nabi Muhammad

Berselawat kepada Nabi adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim terutama pada sa’at shalat. Di dalam Shalat, ada rukun yang harus dipenuhi untuk sahnya shalat yaitu selawat kepada Nabi. Disisi lain, Nabi Muhammad juga sangat menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak selawat karena berselawatkepada Nabi akan dilipat gandakan pahala oleh Allah. Selain dari pada itu selawat hamba juga akan menjadi syafa’at baginya di hari kiamat nantinya. Lebih daripada itu pada Hari Jum’at Nabi mengkhususkanlagi bagi umatnya untuk lebih memperbanyak selawat kepada Nabi daripada hari biasanya. Sebagaimana Sabda Beliau melalui Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi melalui jalur Anas bin Malik:

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً 
“Perbanyaklah oleh kalian semuanya untuk berselawat kepadaku di setiap hari Jum’at. Karena selawat umatku akan diperlihatkan padaku di setiap hari Jum’at. maka barangsiapa yang memperbanyak selawat kepadaku, maka dia adalah orang yang paling dekat denganku kedudukannya pada hari kiamat nantinya.” 

Selawat yang terbaik yang diucapkan tentunya adalah selawat yang langsung diajarkan oleh Rasul. yakni selawat yang bisa dipakai ketika berselawat kepada Nabi di dalam Shalat. Walaupun sebagian ulama membolehkan selawat apapun yang penting ada lafad “Shali dan Sallam” saja di dalamnya. Akan tetapi kalau kita mengingin untuk membaca selawat terbaik tentunya selawat yang langsung diajarkan oleh Nabi. Tidak seorangpun yang membuat selawat melebihi dan melampaui selawat yang diajarkan oleh Nabi kita. Karena Nabi muhammad adalah Uswah terbaik terutama dalam masalah ibadat.

bersambung kebagian II