Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pendidikan Anak Perspektif Fauzil Adhim

Pendidikan Anak Perspektif Fauzil Adhim

Pendidikan merupakan sesuatu yang paling dibutuhkan oleh setiap manusia, oleh karena itu banyak orang saling berlomba untuk mendapatkan pendidikan baik yang formal sampai yang informal. Pendidikan dapat  memilki arti memelihara dan memberi latihan. Pendidikan secara luas dan umum sebagai dasar yang diajarkan oleh pendidik melalui bimbingan dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses kemajuan kearah tercapainya pribadi dewasa (Zuhairini, 1993: 89).

Pendidikan itu memiliki beberapa komponen yaitu, tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, kurikulum pendidikan, metode pendidikan dan konteks pendidikan. Pendidik dapat terdiri dari orang tua, guru, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Proses pendidikan itu mesti terjadi sejak anak berada dalam kandungan ibunya. pendidikan itu kemudian berlangsung ketika anak lahir ke dunia. Pendidikan juga berlanjut sampai manusia masuk ke liang lahat. Setiap proses pendidikan memerlukan tujuan yang jelas, ke arah mana anak akan dibawa. Orang tua sebagai pihak yang paling berkepentingan dalam pendidikan, pada umumnya menentukan tujuan pendidikan yang sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam hidupnya.

Pendidikan sangat penting untuk setiap kalangan termasuk anak-anak. pada masa kecil anak sangat penting untuk diberi pendidikan agama. Pendidikan agama akan dapat mempengaruhi keyakinan agama. Itu akan berbekas dan mengakar serta tersimpan dalam  sanubari yang terdalam. Salah satu pendidikan agama yang harus diajarkan kepada anak adalah pendidian keimanan.

Masa anak merupakan tempat yang subur bagi pembinaan, pembiasaan dan pendidikan bagi anak. Pada umumnya masa anak-anak ini berlangsung cukup lama. Seorang pendidik dalam hal ini orang tua, bisa memanfaatkan waktu yang cukup untuk menanamkan segala sesuatu dalam jiwa anak, apa saja yang orang tua kehendaki. Jika masa anak-anak ini dibangun dengan pondasi keimanan yang kuat, maka dengan ijin Allah kelak anak akan tumbuh menjadi generasi yang kokoh. Orang tua harus memanfaatkan masa anak-anak dengan sebaik-baiknya untuk memberikan pendidikan. Orang tua harus mengutamakan pendidikan keimanan bagi anaknya. Berikut ini pemikiran Mohammad Fauzil Adhim tentang pendidikan keimanan bagi anak.

Sebelum menjelaskan kajian mengenai pendidikan keimanan bagi anak, ada baiknya terlebih dahulu penulis jelaskan tentang arti pendidikan itu sendiri. Adapun beberapa istilah pendidikan yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan antara lain:
  1. Fauzil Adhim menjelaskan tentang pendidikan dalam konteks keseluruhan kehidupan manusia. Beliau juga menjadikan pendidikan itu sebagai sesuatu yang berkesinambungan dari lahir hingga anak tersebut mencapai usia taklif yaitu melaksanakan perintah Allah.
  2. Syed Muhammad al-Naquib al-Attas (1990: 35) menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia.
  3. Ahmad Marimba (1989: 19) menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentunya kepribadian yang utama.
  4. Hasil Kongres se-Dunia ke-11 pada tahun 1980 tentang pendidikan Islam menetapkan bahwa pendidikan adalah usaha mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia. Pengembangan itu bisa aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun kolektif. Pengembangan itu juga  dapat mendorong aspek-aspek itu kearah kebaikan dan kearah pencapaian kesempurnaan hidup.
Dari konsep di atas pengertian pendidikan memiliki maksud yang hampir sama yaitu, segala usaha yang dilakukan secara sadar dan berkesinambungan, oleh si pendidik dalam mengarahkan, membimbing dan memimpin perkembangan jasmani dan rohani si terdidik untuk menuju terbentuknya pribadi yang utama.

Sedangkan keimanan itu mencakup seluruh kewajiban yang ditetapkan bagi seorang hamba untuk beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-malaikatNya, kepada kitab-kitabNya, kepada hari akhir dan percaya kepada qadha dan qadar dari Allah (Hafidz dan Kastolani, 2009:

Adapun definisi keimanan yang dikemukakan oleh Mohammad Fauzil Adhim adalah kesediaan untuk mengakui, menerima dan berserah diri kepada Allah Ta'ala yang dinyatakan secara lisan dan diwujudkan dengan perbuatan, serta mengikatkan diri dengan Islam dan memiliki komitmen kepadanya. Dengan pendidikan keimanan diharapkan agar kelak anak hanya mengenal Islam sebagai agamanya dan menjadikan Al-Qur‟an dan Al-Hadist sebagai peganganya di dalam kehidupan.

Adapun yang menjadi dasar Pendidikan Keimanan bagi Anak sebagaimana yang dikemukakan oleh Mohammad Fauzil Adhim adalah sangat penting karena itu sejalan dengan ajaran dalam Al-Qur‟an, dalam surat Al-Luqman ayat 13.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat dari surat luqman ayat 13 di atas memuat dua pesan utama. Pertama, pesan agar anaknya menyembah Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kedua, memberikan ketegasan dan pesan penting kepada anak bahwa “sesungguhnya mempersekutukan Allah itu benar-benar merupakan kezaliman yang besar.” Hal ini selaras dengan yang ditulis oleh Mohammad Fauzil Adhim bahwa “syirik merupakan pebuatan paling zalim di antara kezaliman-kezaliman”.


Inilah dasar-dasar yang harus ditanamkan kepada anak. Agar mereka menjadi orang yang memiliki kepribadian kuat dan memiliki arah yang jelas, Nilai dasar kehidupan harus mereka miliki sejak belia, sehingga nantinya anak tidak akan terjerumus dalam kesesatan dan mempersekutukan Allah. Karena mempersekutukan Allah merupakan kezaliman yang besar.
Yang menjadi Indikator Keimanan pada anak adaah dapat membangkitkan muraqabah pada diri anak sejak dini. Sehingga anak memiliki kesadaran bahwa setiap langkahnya senantiasa mendapat pengawasan dari Allah Ta‟ala. Hal ini dapat merangsang anak untuk memiliki kendali perilaku yang berasal dari diri sendiri. Selain dari pada itu, pendidikan keimanan akan membangkitkan komitmen dan tanggung jawab sehingga pikiran dan tindakan anak lebih terarah. Sehingga dampak yang akan didapat dalam pendidikan keimanan ini, akan memperkuat dan mensucikan hati demi tujuan dalam kehidupan sosial. Sehingga memudahkan anak untuk memiliki rasa rela berkorban. Karena sebenarnya pendidikan keimanan akan dapat menjaga dan memelihara anak itu sendiri dengan cara mengenalkan apa saja yang harus dilakukan seorang anak untuk mengenal Tuhannya, seperti:
  1. Mengenali Tuhan-Nya.
  2. Mengetahui rambu-rambu dari Tuhan-Nya.
  3. Menjaga dan melaksanakan aturan-aturan dari Tuhan-Nya.
Banyak ayat dan hadist yang menjelaskan tentang pendidikan keimanan. Anak diajarkan untuk mengenali Allah melalui hal-hal yang sederhana. seperti dengan memperkenalkan sifat Allah yang penuh kasih sayang terhadap semua makhluknya. Anak diajarakan untuk mengetahui rambu-rambu dari Tuhan-Nya serta menjaga batasan- batasan-Nya, hak-hak, perintah-perintah, serta larangan-larangan-Nya. Bentuk pelaksanaannya yaitu dengan berkomitmen untuk menjalankan perintah Allah, menjauhi segala larangan-Nya, dan tidak melampaui batasan yang dilarang oleh-Nya. Sehingga akan tumbuh rasa cinta dan harapan yang selalu ditunjukan hanya kepada Allah Ta‟ala semata.