Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Penemuan Terbimbing

Metode Penemuan Terbimbing

Pendidikan merupakan faktor yang terpenting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa terutama untuk bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan untuk mewujudkan cita-citanya. Maju mundurnya suatu bangsa tergantung dari tingkat pendidikan bangsa itu sendiri, oleh karena itu pendidikan harus menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

Pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar komponen yang terkait perlu dibina untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas, komponen yang dimaksud adalah kualitas tenaga pendidik (guru), subjek didik (siswa), kurikulum dan sarana pendidikan. Pendidikan umumnya tercipta dalam situasi formal dilingkungan sekolah melalui proses pembelajaran di kelas dimana proses belajar mengajar yang dimaksud adalah adanya proses interaksi yaitu hubungan guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungannya.

Para ahli pendidikan yang telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan praktek pembelajarannya,sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara manual.

Baca juga: Type Model Pembelajaran Kooperatif

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal. Dalam berlangsungnya kegiatan sekolah, unsur manusia memegang peranan penting karena menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah. Hal ini karena bagaimanapun lengkap dan modernnya gedung,perlengkapan,alat kerja,metode-metode kerja yang ada dalam sekolah, tetapi bila kemampuan manusia yang menjalankan program sekolah ini tidak memadai,maka tujuan pendidikan yang dikemukakan akan sulit di capai. Secara sistematis sekolah merencanakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Sebagai seorang pendidik guru harus menjelaskan bahwa bagi manusia penting sebagai upaya untuk menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam pada kehidupannya. Kreativitas seorang guru dalam mengajar matematika menjadi salah satu pokok peran yang utama untuk membuat mata pelajaran tersebut disenangi dan menarik bagi anak didik. Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru antara lain dengan membuat metode yang sedemikian rupa secara efektif dapat menambah pengetahuan siswa tentang mata pelajaran atau materi tertentu.

Berhasilnya suatu pembelajaran dapat ditunjukkan dari tercapainya tujuan pembelajarannya. Semua mengakui bahwa salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Ini sesuai dengan pendapat Syahidin yang mengatakan “salah satu upaya guru untuk membangkitkan kegiatan anak dalam belajar dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang bervariasi sehingga kebosanan siswa dalam belajar dapat diatasi.

Baca juga: Unsur Dalam Pembelajaran Koperatif

Kreatifitas yang dimiliki guru terletak pada metode dan strategi yang diterapkan dalam pengajaran khususnya pengajaran matematika. Pengajaran matematika hendaknya lebih bervariasi baik metode maupun strategi guna mengoptimalkan potensi siswa. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika

Mata pelajaran matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan disiplin ilmu yang lain,karena mata pelajaran itu harus benar-benar dipahami oleh siswa,supaya pembelajaran matematika cepat dan menyenangkan maka guru harus menggunakan metode yang tepat dan melibatkan siswa sihingga lebih mudah memahami konsep matematika dan merasa tidak bosan.

“Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi.Karena itu penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua siswa agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik”

Matematika dalam dunia pendidikan merupakan salah satu ilmu dasar yang digunakan untuk menunjang adanya ilmu-ilmu lain sepeti fisika,kimia,dan lain-lain, selain itu matematika juga bersifat lentur dan selalu berkembang sesuai dengan keadaan zaman. Keadaan dari kemajuan inilah yang mendorong para pendidik untuk lebih kreatif dalam mengembangkan dan menerapkan matematika sebagai ilmu dasar.

Baca juga: Hakikat Pembelajaran Type Jigsaw 

Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkembangnya ilmu matematika akan berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari pengetahuan matematika. Menurut Niss dan Hadi menyatakan bahwa salah satu alasan utama diberikan matematika kepada siswa-siswi disekolah adalah untuk memberikan kepada individu pengetahuan yang dapat membantu mereka.mengatasi berbagai hal dalam kehidupan, seperti pendidikan atau pekerjaan, kehidupan pribadi, kehidupan sosial, dan kehidupan sebagai warga Negara.

Dalam menyelesaikan suatu masalah dalam kegiatan belajar mengajar, siswa sering kali dituntut untuk memahami konsep dalam menyelesaikan masalah yang tidak dapat diperoleh pemecahannya dengan segera. Keberhasilan proses belajar mengajar matematika pada umumnya diukur dari keberhasilan siswa dalam memahami konsep pembelajaran, dan juga pemahaman guru dalam menentukan suatu model atau metode pembelajaran akan mempengaruhi minat siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep sangatlah penting dalam belajar matematika karena pemahaman tersebut akan membantu siswa dalam mengklasifikasikan, menganalisis, menghubungkan atau menggabungkan dalam bentuk struktur fundamental bagi penguasaan konsep-konsep lain yang lebih lanjut. Dalam artian bahwa suatu materi tidak akan dikuasai dengan baik jika pemahaman konsep materi prasyarat belum dipahami dengan baik, sebagaimana pendapat Hudojo bahwa: “Mempelajari konsep B yang mendasar dari konsep A, maka terlebih dahulu harus memahami konsep A, tidak mungkin memahami konsep B dahulu sebelum memahami konsep A.

Selama ini rendahnya pemahaman konsep matematika lebih banyak disebabkan karena siswa tidak memahami konsep dasar dari materi yang diajarkan karena guru tidak menfokus pada pemahaman konsep siswa, disaat siswa bertanya suatu konsep yang kurang dipahaminya maka guru langsung memberikan jawaban penerapan suatu konsep tanpa mengarahkan dari penemuan konsep tersebut dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat dari penyampaian guru sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran hampir tidak ada. Pada umumnya siswa mengakui bahwa matematika tidak menarik dan membosankan. Hal ini merupakan salah satu penyebab keinginan siswa mempelajari matematika menurun. Faktor lain dikarenakan strategi yang diajarkan oleh guru tidak berkesan dan menarik.

Terlihat disekolah-sekolah sekarang guru masih banyak melakukan pembelajaran dikelas dengan langsung memberikan materi tanpa mengaitkan pentingnya materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari siswa. Ini akan beranggapan bahwa materi tersebut tidak perlu dipelajari karena tidak diperlukan di dunia nyata. Guru masih sering memberikan rumus-rumus matematika yang tertera di buku saja yang kemudian dihafal oleh siswa, hal ini dikarenakan siswa tidak diberikan kesempatan dalam mengemukakan ide-ide atau gagasan dari hasil pemikirannya. Ini akan menjadi kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi tersebut berkurang atau malah siswa tidak mengerti akan konsep materi tersebut. Selain itu siswa akan sukar mengingat rumus-rumus tersebut jika pemahaman konsep materi tersebut tidak dipahami. Kurangnya Tanya jawab antara siswa dengan guru mengenai materi yang diajarkan. Guru juga masih jarang soal-soal berupa aplikasi dari pemahaman konsep matematika itu sendiri, ini akan membuat pemahaman konsep matematika siswa yang sudah ada akan terlupakan dan malah tidak paham.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan pada SMP Negeri 3, bahwa fenomena permasalahan di atas juga terdapat disekolah ini, dimana pembelajaran matematika yang selama ini dilakukan adalah pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran biasa dimana pembelajarannya hanya berpusat pada guru, sehingga siswa hanya diaktifkan untuk menerima materi pelajaran dari guru saja dengan interaksi yang hanya sedikit antara guru dan siswa, siswa dengan siswa maka pembelajaran yang berlangsung didominasikan oleh guru sementara siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika sangatlah rendah, dan juga motivasi siswa dalam belajar matematika masih rendah serta antusias siswa dalam belajar matematika masih kurang hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guru hanya memberikan rumus pada siswa tanpa adanya jalan penemuan rumus yang diberikan sehingga pemahaman konsep matematika yang didapat juga masih rendah khususnya pada materi bangun ruang yaitu Kubus dan Balok yang dianggap sulit.

Akibatnya prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 pada bidang studi matematika, khususnya pada materi bangun ruang yaitu Kubus dan Balok terlihat rendah dan lemah sehingga siswa sulit untuk memahami materi selanjutnya. Dan guru masih mengajar secara biasa yang lebih banyak menulis,memberikan penjelasan dan contoh-contoh soal. Sedangkan siswa hanya pasif mengikuti keaktifan guru saja. Guru masih memberikan materi dalam bentuk jadi,dalam artian guru tidak mengaitkan materi dengan kehidupan siswa. Guru langsung memberikan rumus-rumus matematika tanpa memberikan penjelasan dari mana rumus itu terbentuk.Kesempatan siswa untuk bertanya atas permasalahan matematika sangat terbatas.sehingga pembelajaran seperti ini akan membuat kemampuan pemahaman konsep matematika siswa akan melemah dan tidak terlatih.

Untuk mengatasi permasalahan mengenai pemahaman konsep matematika, salah satu pembelajaran yang sesuai adalah dengan metode pembelajaran Penemuan Terbimbing, dimana metode ini yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran lewat proses menemukan. Metode penemuan terbimbing merupakan metode mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah dengan bimbingan ahli dalam hal ini guru bidang studi. Metode ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah. Disini siswa sebagai subjek belajar. Peranan guru dalam metode ini adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Diharapkan dengan strategi ini siswa akan lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa akan lebih memahami materi matematika yang dipelajari, selain itu konsep yang mereka dapatkan akan lebih lama tersimpan didalam memori mereka.

Sebagai Bruner berpendapat “ bahwa peranan guru harus menciptakan situasi, dimana siswa dapat belajar sendiri dari pada memberikan suatu paket yang berisi informasi atau pelajaran pada siswa”. Dengan demikian dapat mendorong siswa untuk berfikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Sampai sejauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.

Dalam metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Guru bertindak sebagai petunjuk jalan, ia membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam menemukan pengetahuan yang baru. Metode ada hubungannya dengan masalah yang ada disekolah SMP Negeri 3 kutamakmur, karena dengan metode ini siswa lebih giat belajar matematika sehingga bisa meningkatkan pemahaman konsep siswa. Menurut Oemar Hamalik :

“Metode penemuan adalah suatu prosedur mengajar yang menitik beratkan situasi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimen oleh siswa sebelum membuat generalisasi sehingga siswa memahami suatu konsep. Metode penemuan juga dapat dikatakan suatu komponen dari praktek pendidikan yang sering disebut dengan heuristic teaching yakni suatu pola pengajaran yang meliputi metode-metode yang di desain. Untuk memajukan rentang yang luas dari belajar aktif berorientasi pada proses membimbing diri sendiri (self directed) dan model belajar reflektif.”