Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tokoh Perintis Madrasah Al-Muslim Bireuen

Tokoh Perintis Madrasah Al-Muslim Bireuen

Madrasah Almuslim didirikan tahun tanggal 24 November 1929 oleh Teungku Abdurrahman Mns. Meucap. Madrasah ini banyak mendirikan cabang-cabangnya yang tersebar seluruh Onder Afdeeling (kewedanan) Bireuen.[1] Diantara para pengajar di madrasah Almuslim Adalah sebagai berikut:
  1. Tgk. Ibrahim Meunasah barat. Beliau adalah seorang ulama progresif yang amat dalam ilmunya berkenaan dengan hukum-hukum agama, dan bahasa arab. Beliau meninggal di Mekkah pada tanggal 05 Agustus 1957. Beliau termasuk ulama peusangan yang berpegang pada Al-qur’an dan Hadits. Meskipun beliau keluaran dari apasantren tradisional beliau termasuk orang yang tekun belajar dan membuka diri untuk banyak mengkaji kitab-kitab keluar mesir pada masa tersebut.
  2. Habib Mahmud, menjadi kepala madrasah pertama di Almuslim yang meninggal pada tanggal 11 Februari tahun 1950. 
  3. Tgk. Hasan Ibrahim, seorang guru yang memiliki suara emas yang meninggal pada 19 November 1965. 
  4. Tgk. Muhammad Abbas, keluaran langkat, meninggal pada tanggal 17 Februari 1971. 
  5. Tgk. Muhammad Abed 
  6. Tgk. Umar gampong raya. Adalah arsitek dan tukang bangunan yang menangani pembangunan gedung almuslim. 
  7. Tgk. Muhammad Amin Bugak, seorang qadhi negeri peusangan dan seorang ulama tertua 
  8. Tgk. Syeck Hamzah, seorang ahli pidato, meninggal pada tanggal 07 juli 1953. 
  9. Tgk. Abu Bakar Ibrahim, tgk. Muhyiddin, tgk Harun Qari da lainnya.[2]
Baca juga: Pendidikan Aceh Masa Penjajahan

Guru-guru yang ada di Madrasah Almuslim merupakan orang yang bisa dikatakan para Ulama dan intelektual yang sudah terwarnai dengan gerakan pembaharuan Islam di Timur tengah baik menyangkut dengan pemahaman beragama maupun tata cara pengelolaan madrasah yang tidah mengikuti gatya tradisional. Mungkin ini terpengaruh pendirinya yaitu tgk. Abdurrahman Meunasah Meucap. Akan tetapi dalam berinteraksi dengan masyarakat luas tidak terjadi pertikaan dengan orang yang berfaham tradisional. Keadaan seperti ini dapat terjadi karena beberapa sebab:
  1. Mengembalikan ajaran islam kepada kedudukannya yang asli dengan berpedoman pada Al-qur’an dan hadits.
  2. Berusaha memperlihatkan dan mengamalkan kemajuan yang dikehendaki oleh islam yang sebenarnya. 
  3. Berusaha menghapus khurafat dan kepercayaan animisme yang dapat merusak keyakinan kaum muslimin kepada Allah.
  4. Berusaha selalu mempelajari kitab-kitab fiqih Syafi’i untuk menjadi pengetahuan dasar bagi mereka dalam melanjutkan pengaetahuan agama yang lebih luas. 
  5. Selalu mengadakan sosilaisasi dan dakwah islam (tablik) secara terbuka dikampung-kampung dan pelosok desa agar masyarakat memahami islam secara benar sehingga tidak salah faham dan taklid buta serta untuk menghindari debat yang tanpa dasar dalam beragama. [3]
Baca juga: Tgk. Abdurrahman Meunasah Meucap Tokoh PUSA

Para pelajar yang ada di Madrasah Almuslim bersal dari berbagai daerah seperti aceh tengah, aceh barat dan selatan, aceh besar, pidie, aceh timur dan bahkan ada yang datang dari Malaysia. Banyak diantara keluaran dari madrsah pesangan yang menjadi tokoh didalam masyarakat seperti: Said umar, Said Ibrahim, m. Nur Nikmat, Muhammadar, Ismail Ben, Ilyas Ben Cut, yakop ahmad dan lainnya.[4]


Referensi:

[1] Shabri A, dkk., BiografiUlama-Ulama Aceh Abad XX, Jilid I, (Banda Aceh: BalaiKajianSejarahdanNilaiTradisional Banda Aceh, 2003), h. 35
[2] Majelis Pendidikan daerah Aceh, Perkembangan pendidikan di Nanggroe Aceh darussalam, (Banda Aceh: Gua Hira, 2002), h. 123-124.
[3] Majelis Pendidikan daerah Aceh, Perkembangan pendidikan di Nanggroe Aceh darussalam, (Banda Aceh: Gua Hira, 2002), h. 125.
[4] Majelis Pendidikan daerah Aceh, Perkembangan pendidikan di Nanggroe Aceh darussalam, (Banda Aceh: Gua Hira, 2002), h. 130-131